BAB I
STRUKTUR TUMBUHAN
A. JARINGAN
Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari
sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan
berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan.
Di sini akan dibahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk tubuh
tumbuhan.
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
1. JARINGAN MERISTEM
Jaringan meristem
adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem di bagi menjadi
2 macam:
a. Jaringan Meristem Primer
a. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut
dari embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar.
Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar
disebut meristem apical. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang
dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan
primer.
b. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang
berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan
jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan
meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti
membelah.
2. JARINGAN DEWASA
a. Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan
tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang
sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi
memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi
jaringan di sebelah dalamnya.
b. Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim
dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan
endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung
klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut
aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan
oleh jaringan parenkim.
c. Jaringan Penguat/Penyokong
Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian
tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
a. Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari
senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian
tubuh tumbuhan yang lunak.
b. Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim
mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel
batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang
mengandung serabut dan sklereid.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang
dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada
2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh
lapis/pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam
mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam:
trakea dan trakeid. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan.
e. Jaringan Gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain
agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap
air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen,
pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut
feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.
B. ORGAN TUMBUHAN
Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar,
batang, daun.
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun.
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun.
1. AKAR
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil,
akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil,
akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang
memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung
akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus
tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum, dinamakan kolumela.
a. Fungsi Akar
·
Untuk menambatkan
tubuh tumbuhan pada tanah.
·
Dapat berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan.
·
Menyerap air dam
garam-garam mineral terlarut
b. Anatomi Akar
Pada
akar muda bila dilakukan potongan melintang akan di dapat susunan dari luar ke
dalam yaitu:
1. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel,
dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel
epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu
akar memperluas permukaan akar.
2. Korteks
Letaknya langsung di bawah
epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar
sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
3. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara
korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat
gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik
Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding
sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak
seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder
pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga
memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel
penerus/sel peresap.
4.
Silinder Pusat / Stele
Silinder
pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam
jaringan:
-
Persikel/Perikambium, merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang
terbentuk dari pertumbuhan persikel kea rah luar.
-
Berkas Pembuluh angkut / vasis, terdiri dari xylem dan floem yang
tersusun bergantian menurut arah jari-jari. Pada dikotil di antara xylem dan
floem terdapat jaringan cambium.
-
Empulur, letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut
terdiri dari jaringan parenkim.
2. BATANG
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam
susunan anatominya.
a. Batang Dikotil
Pada batang
dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
1. Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak
mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di
bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
2. Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari
beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan
kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
3. Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas
selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis
tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada
endodermis tumbuhan Gymnospermae.
4. Stele / Silinder
Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari
stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut
tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di
sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada
perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas
pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium
intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,
pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada
saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis,
setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis
lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
b. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis
sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil
terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium
pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan
perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian,
ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada
pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave
sp).
3. DAUN
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh
tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis
paling banyak berlangsung di daun.
Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3
bagian :
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis
atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan
epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapat
stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
stoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
b. Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade
(jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung
kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang
sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel.
Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya
lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
c. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh daun
merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan
urat-urat daun.
Gbr.
Jaringan daun.
BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
A. PENGERTIAN
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme.
Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur.
Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini
berlangsung secara kualitatif.
Baik pertumbuhan atau perkembangan bersifat irreversibel.
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan
diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina
dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan
terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah
perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang
mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem
primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar
dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting:
a.
Tunas embrionik yaitu calon
batang dan daun
b.
Akar embrionik yaitu calon
akar
c.
Kotiledon yaitu cadangan
makanan
Gbr. Embrio Tumbuhan
Pertumbuhan tanaman dapat di ukur dengan alat yang di sebut
auksanometer. Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasarkan aktifitasnya
terbagi menjadi 3 daerah:
a.
Daerah Pembelahan.
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (merismatik)
b.
Daerah Pemanjangan
Berada di belakang daerah pembelahan.
c.
Daerah Diferensiasi.
Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi
membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda untuk tunas lateral yang akan
menjadi cabang.
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium
dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae
dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
·
Mula-mula kambium
hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis atau kambium
intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer.
·
Selanjutnya parenkim
akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang
disebut kambium intervasis.
·
Kambium intravasis dan
intervasis membentuk lingkaran tahun bentuk konsentris.
·
Kambium yang berada di
sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai
pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan
floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit.
·
ke dalam membentuk
feloderm : sel-sel hidup ke luar membentuk felem : sel-sel mati
B. FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. Faktor Luar
a. Air dan Mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2
akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau
menyebabkan pertumbuhan tak normal.
b. Kelembaban
c. Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal
yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang
berbeda untuk tiap jenis tumbuhan.
d. Cahaya
mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat.
Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran.
Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran.
2. Faktor Dalam
a.
Faktor Hereditas
b.
Hormon
1. Auksin adalah
senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung
akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung
koleoptil kecambah gandum Avena sativa.
- membantu perkecambahan
- dominasi apical
- membantu perkecambahan
- dominasi apical
2. Giberelin
Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau
Fusarium moniliformae ditemukan oleh F.Kurusawa. Fungsi giberelin:
-
pemanjangan tumbuhan
-
berperan dalam
partenokarpi
3. Sitokinin
Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang
pembelahan sel
4. Gas etilen
Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua
5. Asam absiat
6. Florigen
7. Kalin
Hormon pertumbuhan organ, terdiri dari :
- Rhizokalin
- Kaulokal
- Filokalin
- Antokalin
8. Asam traumalin atau kambium luka
Merangsang pembelahan
sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka
BAB III
GERAK PADA TUMBUHAN
A. GERAK
Gerak yang terjadi pada tumbuhan disebabkan oleh adanya
rangsangan yang diterimanya, baik dari faktor dalam maupun dari faktor luar.
Gerak ini terjadi dengan sangat lambat, tetapi memberikan petunjuk pula bahwa
tumbuhan memiliki kemampuan untuk menanggapi rangsangan atau memberikan reaksi
terhadap rangsangan yang diterimanya (iritabilitas). Pada tumbuhan putri malu
tersebut, rangsangan yang diterimanya adalah sentuhan. Sentuhan menyebabkan
terjadinya respon pada tumbuhan, berupa gerakan mengatupkan daun-daunnya. Ada berbagai macam
pengaruh rangsangan yang diterima dan direspon oleh tumbuhan. DefinisiSetiap
makhluk hidup (organisme) mampu menerima dan menanggapi rangsangan yang disebut
IRITABILITAS.
Salah satu bentuk tanggapan yang umum
dilakukan berupa gerak. Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan
yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan
terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan. Gerak
merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan
kegiatan hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang
dilakukan oleh hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya
tidak memerlukan adanya pindah tempat (tetap berada di tempat tumbuhnya). Gerak
dapat terjadi karena adanya pengaruh rangsangan (stimulus).
Rangsangan
yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada tumbuhan, antara lain: cahaya,
air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan tersebut, ada yang
menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak menentukan arah gerak
tumbuhan. Rangsangan yang menentukan arah gerak akan menyebabkan tumbuhan Gerak
spontan dari tumbuhan yang tidak disebabkan adanya rangsangan dari
luar.Misalnya:Gerakan aliran sitoplasma pada tanaman air Hydrilla verticillata
B. MACAM-MACAM GERAK
1. Higroskopis
Gerak bagian tumbuhan yang terjadi karena adanya perubahan
kadar air pada tumbuhan secara terus menerus, akibatnya kondisi menjadi sangat
kering pada kulit buah atau kotak spora sehingga kulit biji atau kotak spora
pecah.
Misalnya:Pecahnya kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang
merak, kacang buncis, kacang kedelai). Hal ini disebabkan berkurangnya air pada
kulit buah. Kulit buah menjadi kering, retak dan akhirnya pecah sehingga
bijinya terpental ke luar. Pecahnya kulit buah dan terpentalnya biji sebenarnya
merupakan cara tumbuhan tersebut memencarkan alat perkembangbiakannya. Gerak
higroskopis juga terjadi pada membukanya kotak spora (sporangium) tumbuhan paku
(Pteridophyta) dan lumut (Bryophyta).Gerak EtinomGerak etionom merupakan reaksi
gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar tubuh tumbuhan.
2. Gerak Etionom
Gerak etionom disebut juga dengan gerak esionom. Rangsangan itu
dapat berupa: cahaya
sentuhan.suhu.air.gravitasi bumi,zat kimia dan sebagainya.
Organ tumbuhan yang memberikan respon terhadap rangsangan
tersebut adalah: akar, batang, daun, bunga, buah atau bagian dari organ
tumbuhan tersebut. Berdasarkan arah respon, gerak etionom dibedakan menjadi:
a. Gerak Tropisme
Gerak
tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah
datangnya rangsangan. Tropisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu trope, yang
berarti membelok. Bila gerakannya mendekati arah rangsangan disebut tropisme
positif sedangkan jika gerak responnya menjauhi arah datangnya rangsangan
disebut tropisme negatif.
Contoh:
·
Gerak batang tumbuhan ke arah cahaya,
·
Gerak akar tumbuhan ke pusat bumi,
·
Gerak akar menuju air, dan
·
Gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada
jenis tumbuhan bersulur.
Ditinjau
dari macam sumber rangsangannya, tropisme dibedakan menjadi:
a). Fototropisme
Fototropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh
rangsangan berupa cahaya matahari. Fototropisme disebut juga heliotropisme.
Fototropisme merupakan adaptasi tumbuhan untuk mengarahkan tajuknya ke arah
cahaya matahari yang sangat penting untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Selain
itu, fototropisme ini berkaitan erat dengan zat tumbuh yang terdapat pada ujung
tumbuhan yang disebut auksin. Pada sisi batang yang terkena cahaya, zat tumbuh
lebih sedikit daripada sisi batang yang tidak terkena cahaya. Akibatnya, sisi
batang yang terkena cahaya mengalami pertumbuhan lebih lambat daripada sisi
batang yang tidak terkena cahaya sehingga batang membelok ke Geotropisme
b). Geotropisme
Geotropisme
adalah gerak tropisme yang disebabkan oleh rangsangan gaya gravitasi bumi. Geotropisme disebut juga
gravitropisme. Geotropisme positif jika gerak responnya menuju ke bumi atau
menuju ke bawah, Misalnya: gerak pertumbuhan akar. Geotropisme negatif jika
gerak responnya menjauhi bumi atau menuju ke atas, Misalnya: gerak pertumbuhan
batang. Kemotropisme Kemotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan adanya
rangsangan berupa zat kimia. Misalnya: Gerakan akar yang menuju unsur hara atau
pupuk dalam tanah. tropisme
c). Hidrotropisme
Hidrotropisme
adalah gerak tropisme yang disebabkan adanya rangsangan berupa air. Gerak akar
tumbuhan selalu menuju ke tempat yang basah (berair). Misalnya; Gerakan akar
kaktus untuk mencari air.
d). Kemotropisme
Kemotropisme
adalah gerak tropisme yang disebabkan adanya rangsangan berupa zat kimia.
Misalnya: Gerakan akar yang menuju unsur hara atau pupuk dalam tanah.
e). Tigmotropisme
Tigmotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan
adanya rangsangan berupa sentuhan benda yang lebih keras.
Misalnya: Gerak pada
tumbuhan yang memiliki sulur.
Apabila
sulurnya menyentuh benda keras seperti tonggak kayu, maka akan terjadi kontak
sehingga sulur akan melilit kayu tersebut. Adanya sentuhan merangsang sel-sel
tumbuh dengan kecepatan yang berbeda. Pertumbuhan sel-sel pada daerah yang
bersentuhan lebih lambat daripada sel-sel pada bagian lainnya sehingga
memungkinkan sulur dapat tumbuh melilit. Tigmotropisme memungkinkan
tumbuhan memanjat dengan bantuan objek lain sebagai penyangga pada waktu tumbuh
ke arah cahaya matahari.
3. Gerak Nasti
Gerak
nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan namun
arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Kata nasti berasal
dari bahasa Yunani, yaitu nastos yang berarti dipaksa mendekat. Oleh karena
itu, arah gerak dari bagian tubuh tumbuhan yang melakukan gerak nasti
ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Contoh:
·
Menutupnya daun putri malu dan tumbuhan Venus
karena sentuhan
·
Menutupnya daun-daun majemuk pada tanaman
polong-polongan saat malam hari
·
Membuka dan menutupnya bunga pukul empat
·
Membuka serta menutupnya stomata
Ditinjau
dari macam sumber rangsangannya, gerak nasti dibedakan menjadi:
a. Fotonasti
Fotonasti adalah
gerak nasti pada tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan cahaya matahari.
Misalnya:
·
Bunga pukul sembilan yang mekar sekitar pukul
sembilan.
·
Bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yang akan mekar pada sore hari dan
menutup esok paginya.
·
Tanaman Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa) yang bunganya
menguncup pada pagi hari.
b. Niktinasti
Niktinasti
adalah gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap. Istilah niktinasti
berasal dari bahasa Yunani, nux yang berarti malam. Umumnya, daun-daun tumbuhan
polong-polongan (Leguminosaceae) akan menutup pada waktu malam. Daun-daun
tersebut akan membuka kembali pada pagi hari. Selain disebabkan oleh suasana
gelap, gerak “tidur” daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan tekanan
Turgor di dalam persendian daun. Misalnya:Gerak tidur daun pohon turi di malam
hari, yang mengatupkan daunnya saat hari mulai gelap.
c. Tigmonasti
Tigmonasti
adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan mekanis berupa sentuhan atau
tekanan. Istilah tigmonasti berasal dari bahasa Yunani, yaitu thigma yang
berarti sentuhan. Gerak tigmonasti disebut juga dengan seismonasti.
Misalnya:Gerak mengatupnya daun putri malu karena terkena sentuhan. Respon
mengatup (seperti layu) akan terjadi dalam waktu singkat sekitar 1-2 detik.
Untuk kembali ke posisi semula, tumbuhan putri malu membutuhkan waktu lebih
kurang 10 menit. Mekanisme gerak ini juga disebabkan oleh pengaruh perubahan tekanan.
Turgor di dalam sel-sel pada persendian daun.
d. Termonasti
Termonasti
adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu. Misalnya; Mekarnya
bunga tulip pada saat suhu udaranya sesuai.
e. Haptonasti
Haptonasti
adalah gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan insektivora yang disebabkan oleh
sentuhan serangga. Misalnya:Menutupnya daun tanaman kantung semar dan Venus
ketika tersentuh serangga kecil. Jika seekor serangga mendarat di permukaan
daun, daun akan cepat menutup. Akibatnya, serangga tersebut terperangkap dan
tidak dapat keluar.
f. Nasti kompleks
Nasti
kompleks adalah gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus.
Rangsangan yang diterima dapat berupa: cahaya matahari, suhu, air dan zat
kimia. Misalnya:Gerak membuka dan menutupnya sel-sel penjaga pada stomata.
4. Gerak Taksis
Taksis
adalah gerak seluruh atau bagian tubuh tumbuhan yang berpindah tempat dan arah
perpindahannya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan.Ditinjau dari macam
sumber rangsangannya, taksis dibedakan menjadi:
a. Fototaksis
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya
rangsangan berupa cahaya. Misalnya:Klorofil(zat hijau daun) yang bergerak menuju
arah datangnya cahaya.
b. Kemotaksis
Kemotaksis
adalah gerak taksis yang disebabkan oleh rangsangan berupa zat kimia. Misalnya:Spermatozoa
yang bergerak menuju sel telur pada peristiwa pembuahan (metagenesis) tumbuhan
lumut (Bryophyta). Sel telur (ovum) mengeluarkan zat kimia (gula dan protein)
yang dapat merangsang spermatozoa untuk bergerak mendekatinya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
·
Jaringan pada tumbuhan terdiri dari 2 macam
yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
·
Organ tumbuhan terdiri dari akar, batang, daun
dan bunga.
·
Pertumbuhan adalah
proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan bersifat kuantitatif/
terukur.
·
Perkembangan adalah
proses menuju kedewasaan pada organisme . Proses ini berlangsung secara
kualitatif.
·
Baik pertumbuhan atau
perkembangan bersifat irreversibel.
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan adalah air, mineral, kelembaban, cahaya, suhu, hereditas dan
hormone.
·
Gerak yang terjadi pada tumbuhan disebabkan oleh
adanya rangsangan yang diterimanya, baik dari faktor dalam maupun dari faktor
luar.
·
Macam-macam gerak pada tumbuhan antara lain
higroskopis, gerak etinom, gerak nasti, gerak taksis.
B. SARAN
·
Sebagai generasi muda kita hendaknya merawat
tumbuhan agar hidup subur
·
menjaga kelestarian lingkungan untuk hidup yang
lebih sehat.
·
Pembudidayaan tumbuhan agar dapat dimanfaatkan
untuk berbagai macam keperluan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar