a. Pengertian Remedial Teaching (pembelajaran remedial)
Pembelajaran remedial bertolak dari konsep belajar tuntas (mastery learning), yang ditandai oleh sistem
pembelajaran dengan menggunakan modul. Pada tiap akhir kegiatan pembelajaran
dari suatu unit pelajaran, guru melakukan evaluasi formatif, setelah adanya
evaluasi formatif itulah anak-anak yang belum menguasai bahan pelajaran
diberikan pengajaran remidiasi, supaya tujuan belajar yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian, pengajaran remidiasi pada hakikatnya
merupakan tugas bagi guru setelah mereka melakukan evaluasi formatif dan
menemukan adanya anak yang belum mampu meraih tujuan belajar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Pembelajaran remidiasi digunakan bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar, seperti yang dikemukakan oleh Hartati (1992: 1) yaitu
pembelajaran remidiasi secara umum dapat diartikan sebagai upaya yang berkaitan
dengan perbaikan pada diri orang-orang atau pemberian pada anak sekolah yang
terutama ditujukan kepada anak-anak yang mengalami hambatan dalam proses
belajar mengajar. Dengan demikian, model pembelajaran remidiasi adalah
mengulangi pelajaran yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan
belajar secara terus menerus, berulang-ulang, dan berkesinambungan yang
bersifat penyembuhan dan pembetulan hasil belajar siswa agar menjadi lebih
baik.
Pembelajaran remidiasi merupakan tindakan perbaikan jika
dalam suatu pembelajaran masih ada siswa yang belum dapat menyerap bahan
pelajaran yang diberikan, harus segera diatasi dengan jalan mencari di mana
letak kesulitan yang dihadapi siswa. Setelah diketahui dengan jelas kesulitan yang dihadapi siswa segera
diatasi dengan tindakan remediasi/ perbaikan, dengan cara mengulang kembali
pelajaran yang telah diberikan (Sunardi, 1997: 36)
Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran remediasi
merupakan suatu bentuk pembelajaran khusus yang harus dipahami dan dilaksanakan
guru. Pembelajaran remediasi bertujuan membantu kesulitan belajar siswa.
Pembelajaran remidiasi dilaksanakan dengan cara menciptakan situasi
belajar-mengajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan diri dalam
mencapai prestasi belajar yang optimal
b.
Fungsi Remedial
Teaching
Menurut Hartati (1992: 36) pembelajaran
remedial mempunyai manfaat (fungsi) yang amat penting dalam keseluruhan proses
belajar mengajar. Terdapat enam fungsi pengajaran remedial.
1) Fungsi
Korektif
Fungsi korektif ini berarti bahwa melalui pembelajaran remedial dapat
dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum
memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran antara lain
mencakup perumusan tujuan, penggunaan metode, cara-cara belajar, materi dan
alat pelajaran, evaluasi, dan lain-lain. Dengan adanya perbaikan terhadap
hal-hal tersebut di atas, maka prestasi belajar siswa beserta factor-faktor
yang mempengaruhinya dapat diperbaikai.
2) Fungsi
Pemahaman
Fungsi pemahaman berarti bahwa engan
pembelajaran remedial memungkinkan guru, siswa atau pihak-pihak lainnya akan
dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai
kepribadian siswa.
3)
Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian berarti bahwa
pembelajaran remedial dapat membentuk siswa untuk dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan belajarnya. Artinya, siswa dapat
belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang
lebih baik semakin besar. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan sifat,
jenis, dan latar belakang kesulitannya sehingga diharapkan siswa lebih
terdorong untuk belajar.
4) Fungsi
Pengayaan
Fungsi pengayaan
berarti bahwa pembelajaran remedial akan dapat memperkaya proses pembelajaran
sehingga meteri yang tidak disampaikan dalam pembelajaran regler akan dapat
diperoleh melalui pembelajaran remedial. Demikian juga dari segi metode dan
alat yang digunakan, sehingga hasil yang diperoleh siswa diharapkan menjadi
lebih kaya.
5) Fungsi
Akselerasi
Fungsi akselerasi
berarti bahwa dengan remidial teaching akan dapat diperoleh hasil belajar yang
lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan efisien. Dengan kata lain,
dapat mempercepat proses pembelajaran baik dari segi waktu maupun materi.
6) Fungsi
Terapeutik
Fungsi terapeutik
berarti bahwa secara langsung atau tidak langsung, pembelajaran remedial akan
dapat membantu menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa
yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan. Hal ini tentunya akan dapat
menunjang pencapaian prestasi yang baik
akan dapat mempengaruhi pribadi.
Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial berfungsi
untuk perbaikan prestasi belajar siswa, mengetahui kepribadian siswa, membentuk
siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan belajarnya, memperkaya proses
pembelajaran, mempercepat proses pembelajaran, dan membantu menyembuhkan
konddisi-kondisi kepribadian siswa yang menunjukkan adanya penyimpangan.
c. Prosedur Remedial Teaching
Sebelum
pembelajaran remedial diberikan, seorang guru terlebih dahulu harus melakukan
kegiatan diagnostic kesulitan belajar, yaitu upaya untuk meneliti dan memeriksa
secara cermat, mengumpulkan fakta-fakta untuk menemukan jenis dan penyebab
kesulitan belajar yang dilalami oleh siswa serta mencari serta mencari
alternative strategi pembelajaran remedial yang efektif dan efisien.
Secara
umum, ada lima langkah diagnostik kesulitan belajar ini, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Ross dalam Entang (1981:
5)
1) Identifikasi kasus, yaitu menentukan
siapa-siapa siswa yang mengalami
gangguan dalam belajar.
2)
Lokalisasi jenis dan sifat kesulitan, yaitu menentukan
di manakah kelemahan-kelemahan itu dapat dialokasikan.
3)
Menetapkan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar untuk mengetahui mengapa
kelemahan-kelemahan iti terjadi.
4)
Mengadakan prognosis, yaitu melakukan estimasi terhadap
kesulitan belajar yang dialami oleh siswa untuk menentukan
penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan.
5)
Mengadakan terapi, yaitu untuk menemukan berbagai
kemungkinan tentang bagaimana kelemahan
itu dapat dicegah atau diatasi.
Program
remedial yang telah dirancang harus dilaksanakan berdasarkan kepentingan siswa,
didiskusikan dan dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang berkompetensi ,
seperti dengan wali kelas, guru, orang tua, pembimbing dan sebagainya.
Langkah
pertama sampai kelima di atas merupakan usaha perbaikan (corrective diagnosis) atau penyembuhan (curative), yaitu upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa. Sedangkan langkah keenam merupakan usaha pencegahan (preventive), yaitu suatu antisispasi
agar kesulitan belajar yang sama tidak terulang kembali pada siswa yang
mengikuti pembelajaran tersebut.
Prosedur
diagnosis pembelajaran remedial menurut
Kirk dalam Entang (1981:25) adalah
sebagai berikut:
1)
Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Menandai
siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar baik yang sifatnya umum
maupun yang sifatnya khusus dalam mata pelajaran. Terdapat tiga teknik yang
ditempuh.
(a)
Meneliti nilai tes kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas.
(b) Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe
kesalahan yang dibuatnya.
(c)
Observasi pada saat siswa dalam proses belajar
mengajar.
2) Melokalisasi letak kesulitan (permasalahan)
Setelah ditemukan
siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, maka selanjutnya adalah:
(a)
Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi
tertentu.
(b)
Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang
lingkup bahan pelajaran yang mengalami kesulitan.
(c)
Analisa terhadap catatan mengenai proses belajar.
3)
Lokalisasi jenis, factor, dan sifat yang menyebabkan mereka mengalami
kesulitan. Data di atas diperoleh dengan tiga cara.
(a)
Wawancara
(b)
Mengadakan observasi yang intensif
(c)
Data yang bersumber dari dokumentasi dan arsip, berupa daftar hadir siswa,
dan arsip kumpulan nilai.
4)
Perkirakan kemungkinan bantuan
Setelah kita telaah
letak kesulitan, jenis, dan sifat kesulitan dengan latar belakangnya serta
faktor penyebabnya maka memperkirakan lima hal.
(a) Siswa tersebut masih mungkin ditolong atau
tidak.
(b) Waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi
kesulian siswa.
(c) Pertolongan diberikan kapan dan dimana.
(d) Cara menolong.
(e) Personal yang terlibat dalam menolong siswa.
5)
Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
Menyusun
rencana yang akan dilaksanakan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa.
Rencana ini berisi tentang:
(a) Cara yang akan ditempuh untuk menyembuhkan
kesulitan serupa tidak terulang lagi.
(b)
Menjaga agar kesulitan serupa tidak
terulang lagi.
6)
Tindak lanjut
Melakukan
pembelajaran remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar. Kegiatan ini berupa:
(a) Melaksanakan
pembelajaran remedial pada mata
pelajaran tertentu.
(b) Cek
dan ricek kemajuan siswa, baik pemahaman terhadap bahan, maupun tepat guna
program pembelajaran remedial yang dilakukan untuk setiap saat diadakan revisi.
(c) Mentransfer
siswa yang menurut kita tidak mungkin lagi ditolong karena di luar kemampuan
guru. Transfer dilakukan kepada lembaga lain yang diperkirakan dapat membantu
siswa.
d.
Pendekatan
dan Metode dalam Remedial Teaching
Pendekatan
yang digunakan dalam remedial teaching ini dapat berupa pendekatan yang
bersifat kuratif, preventif dan pengembangan (Mercer&Mercer, 1985:50).
1)
Pendekatan
yang bersifat kuratif
Pendekatan ini dilakukan dengan melihat kenyataan bahwa ada seseorang atau
sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota kelompok, tidak mampu
menyelesaikan program secara sempurna sesuai dengan criteria keberhasilan dalam
proses pembelajaran. Secara khusus, untuk mencapai sasaran pencapaian
tujuan pembelajaran seara optimal, dapat dilakukan dengan menggunakan tiga
macam pendekatan.
(a) Pengulangan (repetition)
(b) Pengayaan/
pengukuhan (enrichment &
reinforecement)
(c) Percepatan
2) Pendekatan
yang bersifat preventif
Pendekatan
ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data atau informasi
diprediksikan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi
yang akan ditempuhnya. Prediksi ini dapat berupa:
(a)
Bagi mereka yang termasuk kategori normal, akan mampu
menyelesaikan program pembelajaran sesuai dengan waktu yang disediakan.
(b)
Bagi mereka yang diperkirakan terlambat atau tidak
dapat menyelesaikan program dengan batas waktu yang ditetapkan, maka layanan
pembelajaran remedial dapat dilakukan dalam bentuk kelompok belajar homogeny, individual ataupun melalui
kelas remedial.
3) Pendekatan yang bersifat pengembangan
Pendekatan ini merupakan upaya yang
dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Sasaran pokoknya adalah
agar siswa dapat mengatasi hambatan atau kesulitan yang mungkin dialami selama
proses pembelajaran berlangsung.
Metode dalam pengajaran perbaikan ini
adalah metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar, mulai dari tingkat identifikasi
khusus sampai dengan tindak lanjut. Metode yang digunakan dalam pengajaran
perbaikan yang berupa perlakuan pengajaran ini tentunya tidak berbeda dengan
metode-metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pada umumnya. Dalam hal
ini terdapat tiga metode yang
digunakan.
a)Metode pemberian tugas
Metode
pemberian tugaas bagi siswa yang mengalami kesulitan disesuaikan latar belakang
kesulitan belajarnya. Pemberian tgas dapat secara individual maupun kelompok
sesuai dengan kesulitannya. Dengan metode ini diharapkan siswa mampu memahami
diri, dapat memperluas bahan yang dipelajari serta dapat memperbaiki cara
belajar yang telah lama dipergunakan.
b)
Metode Diskusi
Digunakan
untuk menciptakan interaksi antara individu dengan kelompok guru memperbaiki
kesulitan belajar yang dialami. Dengan diskusi diharapkan siswa dapat mengenal
diri dan dapat menemukan serta menumbuhkan percaya diri, mengembangkan
kerjasama anatar pribadi serta menumbuhkan rasa tanggung jawab.
c)Metode Tanya Jawab
Tanya
jawab diberikan kepada siswa dengan harapan siswa dapat memahami dirinya
sendiri, tumbuh rasa harga diri, motivasi belajar meningkat, terciptanya
hubungan yang erat antara guru dan siswa.
Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan dalam pembelajaran
remedial dapat dilakukan sebelum pembelajaran, selama pembelajaran, dan setelah
pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar