Laman

Sabtu, 03 Oktober 2015

Model Remedial Teaching


a.      Pengertian Remedial Teaching (pembelajaran remedial)

Pembelajaran remedial bertolak dari konsep belajar tuntas (mastery learning), yang ditandai oleh sistem pembelajaran dengan menggunakan modul. Pada tiap akhir kegiatan pembelajaran dari suatu unit pelajaran, guru melakukan evaluasi formatif, setelah adanya evaluasi formatif itulah anak-anak yang belum menguasai bahan pelajaran diberikan pengajaran remidiasi, supaya tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian, pengajaran remidiasi pada hakikatnya merupakan tugas bagi guru setelah mereka melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya anak yang belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.  

Pembelajaran remidiasi digunakan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, seperti yang dikemukakan oleh Hartati (1992: 1) yaitu pembelajaran remidiasi secara umum dapat diartikan sebagai upaya yang berkaitan dengan perbaikan pada diri orang-orang atau pemberian pada anak sekolah yang terutama ditujukan kepada anak-anak yang mengalami hambatan dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, model pembelajaran remidiasi adalah mengulangi pelajaran yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar secara terus menerus, berulang-ulang, dan berkesinambungan yang bersifat penyembuhan dan pembetulan hasil belajar siswa agar menjadi lebih baik.

Pembelajaran remidiasi merupakan tindakan perbaikan jika dalam suatu pembelajaran masih ada siswa yang belum dapat menyerap bahan pelajaran yang diberikan, harus segera diatasi dengan jalan mencari di mana letak kesulitan yang dihadapi siswa. Setelah diketahui dengan jelas kesulitan yang dihadapi siswa segera diatasi dengan tindakan remediasi/ perbaikan, dengan cara mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan (Sunardi, 1997: 36)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran remediasi merupakan suatu bentuk pembelajaran khusus yang harus dipahami dan dilaksanakan guru. Pembelajaran remediasi bertujuan membantu kesulitan belajar siswa. Pembelajaran remidiasi dilaksanakan dengan cara menciptakan situasi belajar-mengajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan diri dalam mencapai prestasi belajar yang optimal

b.   Fungsi  Remedial Teaching

Menurut Hartati (1992: 36) pembelajaran remedial mempunyai manfaat (fungsi) yang amat penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Terdapat enam fungsi pengajaran remedial.



1)   Fungsi Korektif

Fungsi korektif ini berarti bahwa melalui pembelajaran remedial dapat dilakukan pembetulan atau perbaikan terhadap hal-hal yang dipandang belum memenuhi apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses pembelajaran antara lain mencakup perumusan tujuan, penggunaan metode, cara-cara belajar, materi dan alat pelajaran, evaluasi, dan lain-lain. Dengan adanya perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas, maka prestasi belajar siswa beserta factor-faktor yang mempengaruhinya dapat diperbaikai.

2)   Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman berarti bahwa engan pembelajaran remedial memungkinkan guru, siswa atau pihak-pihak lainnya akan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai kepribadian siswa.

3)   Fungsi Penyesuaian

Fungsi penyesuaian berarti bahwa pembelajaran remedial dapat membentuk siswa untuk dapat beradaptasi  atau menyesuaikan diri dengan lingkungan belajarnya. Artinya, siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil yang lebih baik semakin besar. Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitannya sehingga diharapkan siswa lebih terdorong untuk belajar.

4)   Fungsi Pengayaan

Fungsi pengayaan berarti bahwa pembelajaran remedial akan dapat memperkaya proses pembelajaran sehingga meteri yang tidak disampaikan dalam pembelajaran regler akan dapat diperoleh melalui pembelajaran remedial. Demikian juga dari segi metode dan alat yang digunakan, sehingga hasil yang diperoleh siswa diharapkan menjadi lebih kaya.

5)   Fungsi Akselerasi

Fungsi akselerasi berarti bahwa dengan remidial teaching akan dapat diperoleh hasil belajar yang lebih baik dengan menggunakan waktu yang efektif dan efisien. Dengan kata lain, dapat mempercepat proses pembelajaran baik dari segi waktu maupun materi.

6)   Fungsi Terapeutik

Fungsi terapeutik berarti bahwa secara langsung atau tidak langsung, pembelajaran remedial akan dapat membantu menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian siswa yang diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan. Hal ini tentunya akan dapat menunjang pencapaian prestasi  yang baik akan dapat mempengaruhi pribadi.

             Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial berfungsi untuk perbaikan prestasi belajar siswa, mengetahui kepribadian siswa, membentuk siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan belajarnya, memperkaya proses pembelajaran, mempercepat proses pembelajaran, dan membantu menyembuhkan konddisi-kondisi kepribadian siswa yang menunjukkan adanya penyimpangan.

c.    Prosedur Remedial Teaching

Sebelum pembelajaran remedial diberikan, seorang guru terlebih dahulu harus melakukan kegiatan diagnostic kesulitan belajar, yaitu upaya untuk meneliti dan memeriksa secara cermat, mengumpulkan fakta-fakta untuk menemukan jenis dan penyebab kesulitan belajar yang dilalami oleh siswa serta mencari serta mencari alternative strategi pembelajaran remedial yang efektif dan efisien.

Secara umum, ada lima langkah diagnostik kesulitan belajar ini, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ross dalam Entang (1981: 5)

1)     Identifikasi kasus, yaitu menentukan siapa-siapa siswa yang mengalami  gangguan dalam belajar.

2)     Lokalisasi jenis dan sifat kesulitan, yaitu menentukan di manakah kelemahan-kelemahan itu dapat dialokasikan.

3)     Menetapkan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar untuk mengetahui mengapa kelemahan-kelemahan iti terjadi.

4)     Mengadakan prognosis, yaitu melakukan estimasi terhadap kesulitan belajar yang dialami oleh siswa untuk menentukan penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan.

5)     Mengadakan terapi, yaitu untuk menemukan berbagai kemungkinan tentang bagaimana kelemahan itu dapat dicegah atau diatasi.

Program remedial yang telah dirancang harus dilaksanakan berdasarkan kepentingan siswa, didiskusikan dan dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang berkompetensi , seperti dengan wali kelas, guru, orang tua, pembimbing dan sebagainya.

Langkah pertama sampai kelima di atas merupakan usaha perbaikan (corrective diagnosis) atau penyembuhan (curative), yaitu upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Sedangkan langkah keenam merupakan usaha pencegahan (preventive), yaitu suatu antisispasi agar kesulitan belajar yang sama tidak terulang kembali pada siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut.

Prosedur diagnosis pembelajaran remedial menurut Kirk dalam Entang (1981:25)  adalah sebagai berikut:

1)   Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar

Menandai siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar baik yang sifatnya umum maupun yang sifatnya khusus dalam mata pelajaran. Terdapat tiga teknik yang ditempuh.

(a) Meneliti nilai tes kemudian dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas.

(b)  Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang dibuatnya.

(c)    Observasi pada saat siswa dalam proses belajar mengajar.

2)   Melokalisasi letak kesulitan (permasalahan)

Setelah ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, maka selanjutnya adalah:

(a)    Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu.

(b)   Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran yang mengalami kesulitan.

(c)    Analisa terhadap catatan mengenai proses belajar.

3) Lokalisasi jenis, factor, dan sifat yang menyebabkan mereka mengalami kesulitan. Data di atas diperoleh dengan tiga cara.

(a)    Wawancara

(b)   Mengadakan observasi yang intensif

(c) Data yang bersumber dari dokumentasi dan arsip, berupa daftar hadir siswa, dan  arsip kumpulan nilai.

4) Perkirakan kemungkinan bantuan

Setelah kita telaah letak kesulitan, jenis, dan sifat kesulitan dengan latar belakangnya serta faktor penyebabnya maka memperkirakan lima hal.

(a)  Siswa tersebut masih mungkin ditolong atau tidak.

(b)  Waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulian siswa.

(c)  Pertolongan diberikan kapan dan dimana.

(d)  Cara menolong.

(e)  Personal yang terlibat dalam menolong siswa.



5) Penetapan kemungkinan cara mengatasinya

Menyusun rencana yang akan dilaksanakan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa. Rencana ini berisi tentang:

(a)  Cara yang akan ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan serupa tidak  terulang lagi.

(b)  Menjaga agar kesulitan serupa tidak terulang lagi.

6) Tindak lanjut

Melakukan pembelajaran remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kegiatan ini berupa:

(a)  Melaksanakan pembelajaran remedial  pada mata pelajaran tertentu.

(b) Cek dan ricek kemajuan siswa, baik pemahaman terhadap bahan, maupun tepat guna program pembelajaran remedial yang dilakukan untuk setiap saat diadakan revisi.

(c) Mentransfer siswa yang menurut kita tidak mungkin lagi ditolong karena di luar kemampuan guru. Transfer dilakukan kepada lembaga lain yang diperkirakan dapat membantu siswa.

d.   Pendekatan dan Metode dalam Remedial Teaching

Pendekatan yang digunakan dalam remedial teaching ini dapat berupa pendekatan yang bersifat kuratif, preventif dan pengembangan (Mercer&Mercer, 1985:50).



1)      Pendekatan yang bersifat kuratif

        Pendekatan ini dilakukan dengan melihat kenyataan bahwa ada seseorang atau sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota kelompok, tidak mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai dengan criteria keberhasilan dalam proses pembelajaran. Secara khusus, untuk mencapai sasaran pencapaian tujuan pembelajaran seara optimal, dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam pendekatan.

(a)   Pengulangan (repetition)

(b)   Pengayaan/ pengukuhan (enrichment & reinforecement)

(c)   Percepatan

2)   Pendekatan yang bersifat preventif

               Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data atau informasi diprediksikan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi yang akan ditempuhnya. Prediksi ini dapat berupa:

(a)      Bagi mereka yang termasuk kategori normal, akan mampu menyelesaikan program pembelajaran sesuai dengan waktu yang disediakan.

(b)   Bagi mereka yang diperkirakan terlambat atau tidak dapat menyelesaikan program dengan batas waktu yang ditetapkan, maka layanan pembelajaran remedial dapat dilakukan dalam bentuk kelompok belajar homogeny, individual ataupun melalui kelas remedial.

3)      Pendekatan yang bersifat pengembangan

           Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Sasaran pokoknya adalah agar siswa dapat mengatasi hambatan atau kesulitan yang mungkin dialami selama proses pembelajaran berlangsung.

           Metode dalam pengajaran perbaikan ini adalah metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar, mulai dari tingkat identifikasi khusus sampai dengan tindak lanjut. Metode yang digunakan dalam pengajaran perbaikan yang berupa perlakuan pengajaran ini tentunya tidak berbeda dengan metode-metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pada umumnya. Dalam hal ini terdapat tiga metode yang digunakan.

a)Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugaas bagi siswa yang mengalami kesulitan disesuaikan latar belakang kesulitan belajarnya. Pemberian tgas dapat secara individual maupun kelompok sesuai dengan kesulitannya. Dengan metode ini diharapkan siswa mampu memahami diri, dapat memperluas bahan yang dipelajari serta dapat memperbaiki cara belajar yang telah lama dipergunakan.

b)      Metode Diskusi

Digunakan untuk menciptakan interaksi antara individu dengan kelompok guru memperbaiki kesulitan belajar yang dialami. Dengan diskusi diharapkan siswa dapat mengenal diri dan dapat menemukan serta menumbuhkan percaya diri, mengembangkan kerjasama anatar pribadi serta menumbuhkan rasa tanggung jawab.

c)Metode Tanya Jawab

Tanya jawab diberikan kepada siswa dengan harapan siswa dapat memahami dirinya sendiri, tumbuh rasa harga diri, motivasi belajar meningkat, terciptanya hubungan yang erat antara guru dan siswa.


       Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan dalam pembelajaran remedial dapat dilakukan sebelum pembelajaran, selama pembelajaran, dan setelah pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar