Pendekatan taktis
mendorong siswa untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Masalah ini
pada hakikatnya berkenaan dengan peberapan keterampilan teknik dalam situasi
permainan. Dengan demikian siswa makin memahami kaitan antara teknik dan
taktik. Keuntungan lainnya, pendekatan ini tepat untuk mengajarkan keterampilan
bermain sesuai dengan keinginan siswa. Tujuan utama dari pendekatan taktis
dalam pengajaran permainan adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
konsep bermain.
Pendekatan
taktik bermain membantu memikirkan guru untuk menguji kembali pandangan
filosofis mereka pada pendidikan bermain. Model mengajar ini memungkinkan siswa
untuk menyadari keterkaitan antara bermain dan peningkatan penampilan bermain
mereka. Tujuan pendekatan taktis secara spesifik yaitu untuk meningkatkan
kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai
dengan masalah atau situasi dalam permainan.
Model
pembelajaran permainan taktikal menggunakan minat siswa dalam suatu struktur
permainan untuk mempromosikan pengembangan keterampilan dan pengetahuan
taktikal yang diperlukan untuk penampilan permainan. Sedangkan pembelajaran
masuk ke dalam alam pikir siswa, sehingga terbentuk struktur pengetahuan
tertentu. Pembelajaran pendekatan taktikal dalam pendidikan jasmani adalah
bagian dari pembelajaran kognitif.
Pada
model pembelajaran permainan taktikal, guru merencanakan urutan tugas mengajar
dalam konteks pengembangan keterampilan dan taktis bermain siswa, mengarah pada
permainan yang sebenarnya. Tugas-tugas belajar menyerupai permainan dan
modifikasi bermain sering disebut juga “bentuk-bentuk permainan”. Penekanannya
pada pengembangan pengetahuan taktikal yang memfasilitasi aplikasi keterampilan
dalam permainan, sehingga siswa dapat menerapkan kegiatan belajarnya saat
dibutuhkan. Pada intinya adalah siswa dapat mengembangkan keterampilan dan
taktis bermain secara berkesinambungan.
Dalam
strategi pembelajaran pendekatan taktis yaitu lebih menekankan pada konsep
game-drill-game. Game yaitu bermain, siswa dituntut untuk bermain dengan
konsep-konsep yang yang diberikan oleh guru dan memahami tentang permainan itu.
Drill yaitu pengulangan, guru harus lebih teliti melihat permainan siswanya dan
apabila terjadi kesalahan dalam tugas gerak maka guru menghentikan pembelajaran
dan memberikan contoh gerakan yang benar kemudian siswa melakuakn tugas gerak.
Kemudian game yaitu bermain, setelah melakukan pengulangan atau drill siswa
kembali melakukan permainan dengan perubahan tugas gerak yang telah dilakukan
pada tugas drill. Pembelajaran melalui model pembelajaran pendekatan taktis membiasakan
siswa untuk melatih kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pembelajaran
taktikal mengutamakan pada pemanfaatan “masalah-masalah taktikal” sebagai
perantara dan tujuan pembelajaran. Guru harus mampu menunjukan masalah-masalah
taktis yang diperlukan dalam situasi bermain. Sedangkan bagi siswa, sangat
penting untuk mengenali posisi bermain di lapangan secara benar,
pilihan-pilihan gerak yang mungkin dilakukan, dan situasi-situasi bermain yang
dihadapi siswa.
Kesadaran
akan taktik, menggunakan dasar kemampuan untuk menekankan masala-masalah taktik
yang muncul selama permainan. Hal itu sekaligus dapat memilih respons tersebut,
mungkin terletak pada keterampilan gerak dalam penguasaan bola, seperti
passing, dribling dan shooting dalam permainan bola tangan. Tujuan utama
dalam mengajarkan olahraga di dalam pendidikan jasmani adalah untuk kesenangan,
keterlibatan aktif, dan peningkatan keterampilan siswa yang bedampak positif
terhadap hidupnya. Dalam proses pembelajaran, tujuan tersebut akan tercapai dan
tidaknya tergantung pada bagaimana metode/ pendekatan keterampilan mengajar
yang diterapkan guru kepada siswa dalam mengajar.
Selama ini dalam
proses pengajaran pendididikan jasmani di sekolah masih ada guru yang menganut
sistem pendekatan yang bersifat tradisional, yang menekankan pengajaran hanya
pada penguasaan keterampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga. Meskipun
format/ konsep pengajaran seperti itu memang bisa meningkatkan penguasaan
teknik siswa, tetapi kekurangannya adalah bahwa keterampilan teknik dasar
diajarkan kepada siswa sebelum siswa mampu memahami keterkaitan atau relevansi
teknik-teknik dasar tersebut dengan penerapannya di dalam permainan yang
sebenarnya, akibatnya sifat kesinambungan dari implementasi teknik dasar ke
dalam permainan menjadi terputus. Untuk menghindari hal tersebut sekarang sudah
dikenal suatu sistem pendekatan yang dirasakan lebih cocok untuk diterapkan
dalam mengajar penjas terutama yang terkait dengan mengajar untuk
olahraga-olahraga yang bersifat permainan yaitu sistem "pendekatan
taktis".
Pengajaran melalui
pendekatan taktis ini berusaha menghubungkan kemampuan taktis bermain dan
keterampilan teknik dasar dengan menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk
melatih teknik dasar dan aflikasi dari pada teknik dasar tersebut ke dalam
keterkaitannya dalam kemampuan taktis bermain, sehingga mampu merangsang siswa
untuk befikir dan menemukan sendiri alasan-alasan yang melandasi gerak dan
penampilannya (peformance). Selain itu sistem pendekatan taktis ini
dapat dipakai untuk menghindari dari ketidak tercapaiannya tujuan/ target
kompetensi yang diajarkan karena minimnya pasilitas yang ada pada sekolah,
ataupun dikarenakan alokasi waktu yang sedikit yang diberikan untuk mata
pelajaran penjas ini.
Dalam pelaksanaannya
pendekatan taktis ini memanfaatkan bentuk-bentuk permaianan yang dimodifikasi.
Penulis contohkan di sini misalnya pada permainan bola voli, bentuk
modifikasinya seperti ukuran lapangan diperkecil, tinggi tiang net diperpendek,
jumlah pemain bisa dikurangi atau ditambah. Modifikasi ini disesuaikan dengan
kemampuan keterampilan siswa dan sarana yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar