Apakah Linguistik Itu?
Linguistik adalah ilmu
tentang bahasa. Untuk memahami linguistik, di dalam bab ini sudah diuraikan
bagaimana sifat-sifat bahasa dengan tujuan agar para pembaca dapat membedakan
pemakaian kata bahasa sebagai kata yang lazim dipakai oleh masyarakat umum dan
sebagai istilah teknis yang mempunyai pengertian khusus dalam linguistik.
Letak Keilmiahan Linguistik.
Adalah wajar bila kita bertanya di
mana letak keilmiahan linguistik. Para pemikir ilmu pengetahuan di luar maupun
di dalam bidang linguistik pada umumnya sepakat bahwa setiap usaha yang memakai
sifat ilmiah harus memenuhi tiga syarat, yaitu syarat keeksplisitan, syarat
kesistematisan, dan syarat keobjektifan.
Syarat keeksplisitan dipenuhi
dengan menyatakan secara jelas kriteria yang mendasari suatu penelitian dan
menyusun peristulahan secara jelas dan konsisten. Kriteria yang eksplisit
diperlukan oleh seorang penyelidik untuk menandai apa-apa yang ditelitinya.
Syarat kesistematisan dipenuhi
dengan menentukan kerangka deskriptif yang dipakainya untuk menyesuaikan
pandangan tentang data, yang dilihat dan dicari. Kerangka deskriptif ini
merupakan suatu pemahaman pendahuluan yang diharapkan si peneliti dapat disusun
kembali. Kerangka deskriptif ini pada mulanya tidak begitu lengkap dan tidak
begitu jelas, tetapi dalam pekerjaan selanjutnya kerangka deskriptif ini
terus-menerus disempurnakan.
Syarat kesistematisan dipenuhi pula
dengan pengujian yang ketat terhadap hipotesis, perkiraan, atau pandangan
tentang bahasa. Pengujian yang ketat terhadap hipotesis dilakukan dengan
mengadakan kontrol terhadap segala kemungkinan yang ada. Semua kemungkinan itu
harus dijelaskan, dan semua kemungkinan yang saling berpengaruh itu harus
diketahui.
Syarat yang ketiga adalah syarat
keobjektifan. Istilah objektif
mempunyai pelbagai makna, yaitu :
1. sikap terbuka dalam analisis;
2. sikap kritis dengan “mencurigai” setiap
hipotesis sampai dapat dibuktikan secara memadai;
3. berhati-hati terhadap dugaan yang tidak
berdasar; dan
4. berusaha sejauh mungkin memakai prosedur standar
yang telah ditentukan.
Tahap-tahap
dalam Penelitian Linguistik
Di dalam tahap perumusan teori, suatu disiplin ilmu
berusaja memahami masalah-masalah dasar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang masalah-masalah itu. Kemudian, dirumuskanlah hipotesis atau teori yang
berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan disusunlah tes untuk menguji
hipotesis-hipotesis itu terhadap fakta-fakta yang ada. Untuk dapat diterima,
suatu teori harus :
v tuntas, artinya dapat mencakup semua fakta;
v konsisten, artinya tidak mengandung
pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan;
v sederhana, artinya mengungkapkan
pernyataan-pernyataan secara lugas tentang data.
Metode dalam Linguistik
Linguistik mempergunakan metode
induktif dan deduktif. Metode induktif adalah proses yang berlangsung dari
fakta ke teori, sedangkan metode deduktif berlangsung dari teori ke fakta.
Metode induktif dilaksanakan melalui empat langkah sebagai berikut :
1. Pengamatan atas data
Pada langkah ini si penyelidik
mengumpulkan data bahasa dan menguraikannya dengan pernyataan-pernyataan yang
dapat dipahami oleh penyelidik lain.
2. Wawasan atas struktur data
Pada langkah ini si penyelidik
berusaha mencari keteraturan dalam data bahasa yang terkumpul atau mencari
kaidah-kaidah dalam bahasa yang diselidikinya.
3. Perumusan hipotesis
Pada langkah ini kaidah-kaidah atau
keteraturan yang diperoleh pada langkah (2) di atas dirumuskan secara eksak
sehingga dapat diperoleh gambaran yang baru dan menyeluruh tentang bahasa.
4. Pengujian hipotesis
Pada langkah ini rumusan pada
langkah diuji dengan fakta lain. Teori tentang bahasa baru dapat dianggap sahih
bila hasil itu dapat diuji oleh penyelidik lain dengan hasil yang sama.
Metode deduktif dilaksanakan dengan
merumuskan hipotesis lebih dahulu, kemudian mengujikannya pada data.
Pendekatan
dalam Linguistik
Pertama, linguistik
mendekati bahasa secara deskriptif dan tidak secara preskriptif. Yang
dipentingkan dalam linguistik ialah apa yang sebenarnya diungkapkan seseorang,
dan bukannya apa yang menurut si penyelidik seharusnya diungkapkan.
Kedua, linguistik tidak
berusaha untuk memaksakan aturan-aturan suatu bahasa dalam kerangka bahasa yang
lain.
Ketiga, linguistik juga
memperlakukan bahasa sebagai suatu sistem dan bukan hanya sebagai kumpulan dari
unsur-unsur yang terlepas.
Keempat, linguistik
memperlakukan bahasa bukan sebagai sesuatu yang statis, melainkan sesuatu yang
selalu berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya pemakainya.
Linguistik sebagai Salah Satu Cabang Ilmu Pengetahuan Budaya
Pembagian ilmu pengetahuan atas
tiga bidang besar, yaitu :
1. Ilmu pengetahuan alam, yang termasuk di
dalamnya adalah ilmu kimia, biologi, botani, geologi, astronomi, dan
sebagainya;
2. Ilmu pengetahuan sosial budaya (juga disebut
ilmu pengetahuan kemanusiaan), yang termasuk di dalamnya adalah antropologi,
sosiologi, ilmu kesusastraan, ekonomi, dan sebagainya; dan
3. Ilmu pengetahuan formal (juga disebut ilmu
pengetahuan a priori), yang termaduk
di dalamnya adalah logika dan matematika.
Tidak terlalu sulit kiranya untuk
menerima bahwa linguistik adalah salah satu ilmu pengetahuan budaya atau
humaniora (Inggris humanities, Jerman
Geisteswissenchaften).
Sekalipun linguistik merupakan salah satu ilmu sosial atau
kemanusiaan, kedudukannya sebagai ilmu yang otonom tidak perlu diragukan lagi karena linguistik
menyelidiki bahasa sebagai data utama. Tambahan lagi, linguistik sudah
mengembangkan seperangkat prosedur yang sudah dianggap standar, yang sebagian
besar merupakan isi buku ini.
Manfaat
Linguistik
Manfaat langsung dapat diperoleh mereka yang akan
memperdalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa. Orang yang akan memperdalam
kesusastraan harus memaklumi sifat-sifat bahasa, kemampuannya, dan batas-batas
kemampuannya karena kesusastraan tidak mungkin ada bila tidak ada bahasa. Orang
yang akan memperdalam filologipun perlu mendalami sifat-sifat bahasa karena
tujuan akhir filologi ialah memahami kebudayaan suatu bangsa, dan hal itu tidak
akan tercapai apabila si peneliti tidak memahami teks-teks tertulis. Bahasalah
yang paling langsung mencerminkan alam pikiran suatu bangsa.
Tujuan pengajaran bahasa pada
dasarnya lebih sempit daripada tujuan linguistik, tetapi dengan memahami secara
mendalam ruang lingkup linguistik mahasiswa atau guru bahasa dapat melakukan
pemilihan bahan dan penjenjangan pengajaran secara lebih rapi. Linguistik
bersifat deskriptif, kebalikannya, pengajaran bahasa bersifat normatif. Dengan
mempelajari linguistik yang demikian luas jangkauannya guru bahasa dapat
merumuskan norma-norma yang harus diajarkannya secara realistis.
CAKUPAN KAJIAN LINGUISTIK
Kajian Terapan
Linguistik terapan adalah satu
cabang dari linguistik yang khusus mengaplikasikan berbagai teori, metode, dan
temuan linguistik untuk menerangjelaskan atau memecahkan berbagai masalah yang
berkaitan dengan bahasa. Berikut ini disampaikan beberapa contoh kajian
linguistik yang bersifat terapan.
Pengajaran Bahasa
Pengajaran bahasa biasanya
dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu pengajaran bahasa-bu dan pengajaran
bahasa kedua atau bahasa asing yang mencakup empat jenis keterampilan, yaitu
mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat jenis keterampilan ini
perlu mendapat latihan-latihan tersendiri, namun pada akhirnya harus dapat
dipadukan dan digunakan secara bersamaa.
Desain Silabus dan Evaluasi
Materi ajar yang efektif hendaknya
bersifat otentik, yaitu benar-benar digunakan secara umum oleh masyarakat dan
sebanyak mungkin mendakup berbagai tipe teks seperti dari koran, surat,
selebaran, dan buku. Secara ideal, materi ajar dilengkapi dengan bahan audio-visual.
Evaluasi mempunyai makna yang lebih
luas dobandingkan dengan tes. Evaluasi dapat dilaksanakan pada metode, materi
ajar, guru, dan juga perilaku siswa. Adapun yang dimaksud dengan tes di sini
adalah ujian yang diberikan pada seseorang (s9swa), baik secara tertulis maupun
lisan.
Penerjemahan
Penerjemahan merupakan sebuah
kegiatan kompleks yang menuntut kecermatan. Seorang penerjemah tidak hanya
dituntut menguasai bahasa sumber dan bahasa target dengan baik, namun juga
harus menguasai isi materi yang diterjemahkan. Selain itu, seorang penerjemah
juga harus peka terhadap berbagai faktor sosial, budaya, politik, dan emosi
agar dapat menerjemahkan secara tepat. Tujuan utama penerjemahan adalah
menghasilkan terjemahan yang semirip mungkin dengan naskah aslinya.
Penerjemahan dan Juru Bahasa
Secara umum, perbedaan mendasar
antara penerjemahan dan juru bahasa dapat dikatakan bahwa penerjemahan
cenderung menerjemahkan naskah atau dokumen tertulis, sedangkan juru bahasa
cenderung menerjemahkan cakapan lisan secara simultan dan spontan.
Perkamusan
Kamus adalah sebuah karya yang
berfungsi sebagai referensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang
disusun secara alfabetis. Selain itu, disertakan pula informasi mengenai ejaan,
pelafalan, kelas kata, makna kata, kadang kala sejarah kata, dan contoh
pemakaian kata dalam kalimat.
Jenis Kamus
Cabang kajian linguistik yang berkaitan dengan penyusunan kamus adalah
leksikografi dan leksikologi.
Linguistik Forensik
Linguistik forensik
adalah salah satu cabang linguistikterapan yang sangat
berkaitan dengan hukum. Ahli bahasa diperlukan untuk menyediakan atau
menganalisis bukti berupa komponen bahasa demi kepentingan investigasi perdata
dan pidana. Linguistik forensik
terutama berurusan dengan masalah identifikasi penutur berdasarkan dialek, gaya
bicara, atau aksennya, bahkan kadang kala
menganalisis tulisan tersangka untuk mendapatkan profilnya, mencocokkan
rekaman suara tertuduh dengan sejumlah tersangka, menganalisis ciri-ciri sidik
suara seseorang, memastikan bahwa rekaman suara yang ada adalah asli dan bukan
merupakan rekayasa, serta menyaring dan memilah berbagai kebisingan (noise) yang ikut terekam untuk
mengetahui latar di mana rekaman itu dibuat.
Terapi Wicara
Kegiatan terapi wicara terutama didesain untuk memberikan
latihan-latihan yang membantu mengurangi atau menyembuhkan kelainan bicara.
Kelainan bicara yang pada umumnya memerlukan bantuan adalah kondisi gagap,
pelat, latah, bicara cenderung cepat, atau suara terlalu kecil dan melengking
pada pria.
Linguistik Edukasional
Linguistik
edukasional juga dikenal dengan nama Linguistik pedagogis. Kajian ini pada
awalnya berfokus pada penggunaan bahasa-ibu sebagai bahasa pengantar di
sekolah. Namun akhir-akhir ini, lebih pada pemilihan dan penggunaan bahasa yang
dipakai sebagai bahasa pendidikan pada tataran nasional. Bahasa Indonesia
adalah bahasa pendidikan. Dengan demikian, melalui bahasa Indonesia terjadi
penyerapan ilmu pengetahuan.
Selain itu, harus disadari pula bahwa bahasa Indonesia
pada umumnya masih merupakan bahasa kedua bagi orang Indonesia. Dengan
demikian, posisi bahasa daerah, sbh bahasa-ibu, juga harus diperhitungkan dalam
rangka meningkatkan mutu manusia Indonesia.
Perencanaan Bahasa
Perencanaan bahasa adalah sebuah kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah atau badan yang ditunjuk oleh pemerintah, dalam hal ini Pusat
Bahasa. Badan ini mempunyai otoritas untuk menentukan variasi bahasa mana yang
dikukuhkan sebagai bahasa nasional, konstruksi mana yang dianggap sebagai
bentuk bahasa formal, cara penulisan mana yang diangap bentuk baku dan standar,
cara penyebarluasan bahasa nasional mana yang dianggap paling efektif, cara
penyempurnaan sistem ejaan baku mana yang komprehensif untuk mengantisipasi
masuknya kosakata asing ke dalam khazanah bahasa Indonesia, kata-kata baru mana
yang boleh masuk ke dalam khazanah bahasa nasional, dan berbagai persoalan
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar