Laman

Jumat, 02 Oktober 2015

PENGERTIAN LINGUISTIK



Apakah Linguistik Itu?
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Untuk memahami linguistik, di dalam bab ini sudah diuraikan bagaimana sifat-sifat bahasa dengan tujuan agar para pembaca dapat membedakan pemakaian kata bahasa sebagai kata yang lazim dipakai oleh masyarakat umum dan sebagai istilah teknis yang mempunyai pengertian khusus dalam linguistik.

Letak Keilmiahan Linguistik.
Adalah wajar bila kita bertanya di mana letak keilmiahan linguistik. Para pemikir ilmu pengetahuan di luar maupun di dalam bidang linguistik pada umumnya sepakat bahwa setiap usaha yang memakai sifat ilmiah harus memenuhi tiga syarat, yaitu syarat keeksplisitan, syarat kesistematisan, dan syarat keobjektifan.
Syarat keeksplisitan dipenuhi dengan menyatakan secara jelas kriteria yang mendasari suatu penelitian dan menyusun peristulahan secara jelas dan konsisten. Kriteria yang eksplisit diperlukan oleh seorang penyelidik untuk menandai apa-apa yang ditelitinya.
Syarat kesistematisan dipenuhi dengan menentukan kerangka deskriptif yang dipakainya untuk menyesuaikan pandangan tentang data, yang dilihat dan dicari. Kerangka deskriptif ini merupakan suatu pemahaman pendahuluan yang diharapkan si peneliti dapat disusun kembali. Kerangka deskriptif ini pada mulanya tidak begitu lengkap dan tidak begitu jelas, tetapi dalam pekerjaan selanjutnya kerangka deskriptif ini terus-menerus disempurnakan.
Syarat kesistematisan dipenuhi pula dengan pengujian yang ketat terhadap hipotesis, perkiraan, atau pandangan tentang bahasa. Pengujian yang ketat terhadap hipotesis dilakukan dengan mengadakan kontrol terhadap segala kemungkinan yang ada. Semua kemungkinan itu harus dijelaskan, dan semua kemungkinan yang saling berpengaruh itu harus diketahui.
Syarat yang ketiga adalah syarat keobjektifan. Istilah objektif mempunyai pelbagai makna, yaitu :
1.      sikap terbuka dalam analisis;
2.      sikap kritis dengan “mencurigai” setiap hipotesis sampai dapat dibuktikan secara memadai;
3.      berhati-hati terhadap dugaan yang tidak berdasar; dan
4.      berusaha sejauh mungkin memakai prosedur standar yang telah ditentukan.

Tahap-tahap dalam Penelitian Linguistik
Di dalam tahap perumusan teori, suatu disiplin ilmu berusaja memahami masalah-masalah dasar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang masalah-masalah itu. Kemudian, dirumuskanlah hipotesis atau teori yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan disusunlah tes untuk menguji hipotesis-hipotesis itu terhadap fakta-fakta yang ada. Untuk dapat diterima, suatu teori harus :
v  tuntas, artinya dapat mencakup semua fakta;
v  konsisten, artinya tidak mengandung pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan;
v  sederhana, artinya mengungkapkan pernyataan-pernyataan secara lugas tentang data.

Metode dalam Linguistik

Linguistik mempergunakan metode induktif dan deduktif. Metode induktif adalah proses yang berlangsung dari fakta ke teori, sedangkan metode deduktif berlangsung dari teori ke fakta. Metode induktif dilaksanakan melalui empat langkah sebagai berikut :
1.      Pengamatan atas data
Pada langkah ini si penyelidik mengumpulkan data bahasa dan menguraikannya dengan pernyataan-pernyataan yang dapat dipahami oleh penyelidik lain.
2.      Wawasan atas struktur data
Pada langkah ini si penyelidik berusaha mencari keteraturan dalam data bahasa yang terkumpul atau mencari kaidah-kaidah dalam bahasa yang diselidikinya.
3.      Perumusan hipotesis
Pada langkah ini kaidah-kaidah atau keteraturan yang diperoleh pada langkah (2) di atas dirumuskan secara eksak sehingga dapat diperoleh gambaran yang baru dan menyeluruh tentang bahasa.
4.      Pengujian hipotesis
Pada langkah ini rumusan pada langkah diuji dengan fakta lain. Teori tentang bahasa baru dapat dianggap sahih bila hasil itu dapat diuji oleh penyelidik lain dengan hasil yang sama.
Metode deduktif dilaksanakan dengan merumuskan hipotesis lebih dahulu, kemudian mengujikannya pada data.

Pendekatan dalam Linguistik
Pertama, linguistik mendekati bahasa secara deskriptif dan tidak secara preskriptif. Yang dipentingkan dalam linguistik ialah apa yang sebenarnya diungkapkan seseorang, dan bukannya apa yang menurut si penyelidik seharusnya diungkapkan.
Kedua, linguistik tidak berusaha untuk memaksakan aturan-aturan suatu bahasa dalam kerangka bahasa yang lain.
Ketiga, linguistik juga memperlakukan bahasa sebagai suatu sistem dan bukan hanya sebagai kumpulan dari unsur-unsur yang terlepas.
Keempat, linguistik memperlakukan bahasa bukan sebagai sesuatu yang statis, melainkan sesuatu yang selalu berkembang sejalan dengan perkembangan sosial budaya pemakainya.

Linguistik sebagai Salah Satu Cabang Ilmu Pengetahuan Budaya

Pembagian ilmu pengetahuan atas tiga bidang besar, yaitu :
1.      Ilmu pengetahuan alam, yang termasuk di dalamnya adalah ilmu kimia, biologi, botani, geologi, astronomi, dan sebagainya;
2.      Ilmu pengetahuan sosial budaya (juga disebut ilmu pengetahuan kemanusiaan), yang termasuk di dalamnya adalah antropologi, sosiologi, ilmu kesusastraan, ekonomi, dan sebagainya; dan
3.      Ilmu pengetahuan formal (juga disebut ilmu pengetahuan a priori), yang termaduk di dalamnya adalah logika dan matematika.
Tidak terlalu sulit kiranya untuk menerima bahwa linguistik adalah salah satu ilmu pengetahuan budaya atau humaniora (Inggris humanities, Jerman Geisteswissenchaften).
Sekalipun linguistik  merupakan salah satu ilmu sosial atau kemanusiaan, kedudukannya sebagai ilmu yang otonom tidak  perlu diragukan lagi karena linguistik menyelidiki bahasa sebagai data utama. Tambahan lagi, linguistik sudah mengembangkan seperangkat prosedur yang sudah dianggap standar, yang sebagian besar merupakan isi buku ini.

Manfaat Linguistik
Manfaat langsung dapat diperoleh mereka yang akan memperdalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa. Orang yang akan memperdalam kesusastraan harus memaklumi sifat-sifat bahasa, kemampuannya, dan batas-batas kemampuannya karena kesusastraan tidak mungkin ada bila tidak ada bahasa. Orang yang akan memperdalam filologipun perlu mendalami sifat-sifat bahasa karena tujuan akhir filologi ialah memahami kebudayaan suatu bangsa, dan hal itu tidak akan tercapai apabila si peneliti tidak memahami teks-teks tertulis. Bahasalah yang paling langsung mencerminkan alam pikiran suatu bangsa.
Tujuan pengajaran bahasa pada dasarnya lebih sempit daripada tujuan linguistik, tetapi dengan memahami secara mendalam ruang lingkup linguistik mahasiswa atau guru bahasa dapat melakukan pemilihan bahan dan penjenjangan pengajaran secara lebih rapi. Linguistik bersifat deskriptif, kebalikannya, pengajaran bahasa bersifat normatif. Dengan mempelajari linguistik yang demikian luas jangkauannya guru bahasa dapat merumuskan norma-norma yang harus diajarkannya secara realistis.

CAKUPAN KAJIAN LINGUISTIK

Kajian Terapan

Linguistik terapan adalah satu cabang dari linguistik yang khusus mengaplikasikan berbagai teori, metode, dan temuan linguistik untuk menerangjelaskan atau memecahkan berbagai masalah yang berkaitan dengan bahasa. Berikut ini disampaikan beberapa contoh kajian linguistik yang bersifat terapan.

 

Pengajaran Bahasa

Pengajaran bahasa biasanya dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu pengajaran bahasa-bu dan pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing yang mencakup empat jenis keterampilan, yaitu mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat jenis keterampilan ini perlu mendapat latihan-latihan tersendiri, namun pada akhirnya harus dapat dipadukan dan digunakan secara bersamaa.

Desain Silabus dan Evaluasi

Materi ajar yang efektif hendaknya bersifat otentik, yaitu benar-benar digunakan secara umum oleh masyarakat dan sebanyak mungkin mendakup berbagai tipe teks seperti dari koran, surat, selebaran, dan buku. Secara ideal, materi ajar dilengkapi dengan bahan audio-visual.
Evaluasi mempunyai makna yang lebih luas dobandingkan dengan tes. Evaluasi dapat dilaksanakan pada metode, materi ajar, guru, dan juga perilaku siswa. Adapun yang dimaksud dengan tes di sini adalah ujian yang diberikan pada seseorang (s9swa), baik secara tertulis maupun lisan.

Penerjemahan

Penerjemahan merupakan sebuah kegiatan kompleks yang menuntut kecermatan. Seorang penerjemah tidak hanya dituntut menguasai bahasa sumber dan bahasa target dengan baik, namun juga harus menguasai isi materi yang diterjemahkan. Selain itu, seorang penerjemah juga harus peka terhadap berbagai faktor sosial, budaya, politik, dan emosi agar dapat menerjemahkan secara tepat. Tujuan utama penerjemahan adalah menghasilkan terjemahan yang semirip mungkin dengan naskah aslinya.

Penerjemahan dan Juru Bahasa

Secara umum, perbedaan mendasar antara penerjemahan dan juru bahasa dapat dikatakan bahwa penerjemahan cenderung menerjemahkan naskah atau dokumen tertulis, sedangkan juru bahasa cenderung menerjemahkan cakapan lisan secara simultan dan spontan.

Perkamusan

Kamus adalah sebuah karya yang berfungsi sebagai referensi. Kamus pada umumnya berupa senarai kata yang disusun secara alfabetis. Selain itu, disertakan pula informasi mengenai ejaan, pelafalan, kelas kata, makna kata, kadang kala sejarah kata, dan contoh pemakaian kata dalam kalimat.

Jenis Kamus

Cabang kajian linguistik yang  berkaitan dengan penyusunan kamus adalah leksikografi dan leksikologi.

Linguistik Forensik

Linguistik forensik adalah salah satu cabang linguistikterapan yang sangat berkaitan dengan hukum. Ahli bahasa diperlukan untuk menyediakan atau menganalisis bukti berupa komponen bahasa demi kepentingan investigasi perdata dan pidana. Linguistik forensik terutama berurusan dengan masalah identifikasi penutur berdasarkan dialek, gaya bicara, atau aksennya, bahkan kadang kala  menganalisis tulisan tersangka untuk mendapatkan profilnya, mencocokkan rekaman suara tertuduh dengan sejumlah tersangka, menganalisis ciri-ciri sidik suara seseorang, memastikan bahwa rekaman suara yang ada adalah asli dan bukan merupakan rekayasa, serta menyaring dan memilah berbagai kebisingan (noise) yang ikut terekam untuk mengetahui latar di mana rekaman itu dibuat.

Terapi Wicara

Kegiatan terapi wicara terutama didesain untuk memberikan latihan-latihan yang membantu mengurangi atau menyembuhkan kelainan bicara. Kelainan bicara yang pada umumnya memerlukan bantuan adalah kondisi gagap, pelat, latah, bicara cenderung cepat, atau suara terlalu kecil dan melengking pada pria.




Linguistik Edukasional
Linguistik edukasional juga dikenal dengan nama Linguistik pedagogis. Kajian ini pada awalnya berfokus pada penggunaan bahasa-ibu sebagai bahasa pengantar di sekolah. Namun akhir-akhir ini, lebih pada pemilihan dan penggunaan bahasa yang dipakai sebagai bahasa pendidikan pada tataran nasional. Bahasa Indonesia adalah bahasa pendidikan. Dengan demikian, melalui bahasa Indonesia terjadi penyerapan ilmu pengetahuan.
Selain itu, harus disadari pula bahwa bahasa Indonesia pada umumnya masih merupakan bahasa kedua bagi orang Indonesia. Dengan demikian, posisi bahasa daerah, sbh bahasa-ibu, juga harus diperhitungkan dalam rangka meningkatkan mutu manusia Indonesia.

Perencanaan Bahasa

Perencanaan bahasa adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah atau badan yang ditunjuk oleh pemerintah, dalam hal ini Pusat Bahasa. Badan ini mempunyai otoritas untuk menentukan variasi bahasa mana yang dikukuhkan sebagai bahasa nasional, konstruksi mana yang dianggap sebagai bentuk bahasa formal, cara penulisan mana yang diangap bentuk baku dan standar, cara penyebarluasan bahasa nasional mana yang dianggap paling efektif, cara penyempurnaan sistem ejaan baku mana yang komprehensif untuk mengantisipasi masuknya kosakata asing ke dalam khazanah bahasa Indonesia, kata-kata baru mana yang boleh masuk ke dalam khazanah bahasa nasional, dan berbagai persoalan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar